MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Yayasan Anak Rakyat Indonesia (YARI) bersama Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas) Kota Makassar menggelar bedah buku yang berjudul Aldera, Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999.
Kegiatan bedah buku yang dilaksanakan di Hotel Claro Makassar, Jumat 11/11/2022 turut dihadiri sejumlah kepala daerah, diantaranya Bupati Gowa Adnan Purichta Ihsan, Bupati Sinjai, Andi Seto Gadhista Asapa. Selain itu juga hadir Wakil Ketua DPRD Sulsel, Ni’matullah, dan Mantan Walikota Makassar, Prof Yusran Yusuf.
Bedah buku yang membahas gerakan era reformasi oleh pemuda dan mahasiswa yang menjatuhkan rezim Presiden Soeharto pada 21 April 2022 semakin lengkap dengan hadirnya aktivis 98 Kota Makassar, diantaranya, Attock Suharto, Anno Suparno, Syawaluddin Arif dan lainnya.
Sementara pembedah hadir yakni Wakil Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Asnawi, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis, Wakil Rektor III Universitas Hasanuddin Prof Amran Razak (Era 98) dan aktivis 1998 Makassar, Akbar Endra.
Ketua Panitia Bedah Buku Aldera Rudianto Lallo mengatakan, kemerdekaan yang dirasakan hari ini oleh masyarakat, berkat perjuangan aktivis 1998.
“Kebebasan yang kita rasakan hari ini buah perjuangan dari aktivis 1998, salah satunya yang dimotori oleh mantan Sekjen Aldera Bang Pius Lustrilanang,” kata Ketua DPRD Makassar itu.
Rudianto Lallo menambahkan dengan suksesnya gerakan senior-senior ALDERA, maka siapa saja masyarakat Indonesia dapat menikmati kebebasan seperti yang dirasakan saat ini. Termasuk bisanya anak rakyat menjadi bagian penting dari struktur pemerintahan.
“Sekarang anak rakyat juga bisa menjadi pemimpin, semua tak lepas dari perjuangan aktivis era reformasi atau 98,” ujar Rudianto Lallo.
Sementara itu, Pius Lustrilanang mengatakan, pergerakan ALDERA pada masa 1993-1999 untuk mengubah tatanan negara ini. Diapun menyebut syarat bergabung menjadi bagian dari ALDERA siap mempertaruhkan nyawa
Pius yang juga Anggota BPK RI ini menegaskan, jika gerakan dalam membangun bangsa ini tidak akan pernah berhenti. Dia juga turut menolak perubahan konstitusi, diantaranya perpanjangan masa jabatan presiden atau adanya penambahan menjadi tiga periode.
Editor : Jesi Heny