
Momen Munafri Arifuddin bareng tim transisi MULIA di Hotel Aryaduta Makassar, Jumat (20/12/2024) lalu.
MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM -Hubungan antara Wali Kota Makassar Danby Pomanto dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Makassar kini dinilai mulai kehilangan keharmonisan.
Hal tersebut tercermin jelas melalui perbedaan respons antara Danny Pomanto dan OPD terkait kehadiran tim transisi pasangan Wali Kota Makassar terpilih, Munafri Arifuddin – Aliyah Mustika Ilham (MULIA).
Menurut pengamat politik dan Dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Bosowa (Unibos), Arif Wicaksono, mulai ada perubahan dalam dinamika antara Danny Pomanto dan OPD.
Khususnya terkait kesiapan Pemkot Makassar dalam menerima tim transisi pemerintahan era Munafri-Aliyah.
Arif Wicaksono mengungkapkan, bahwa beberapa OPD di Pemkot Makassar telah menunjukkan upaya untuk menyambut tim transisi MULIA. Namun langkah tersebut terhambat oleh sikap Danny Pomanto yang belum menerima.
Sementara Danny Pomanto masih menunggu keputusan resmi terkait hasil sengketa Pilwalkot Makassar, yang masih berproses di Mahkamah Konstitusi (MK).
“Beberapa OPD sebenarnya sudah membuka diri kepada tim transisi MULIA untuk membahas dan menyinkronisasikan beberapa program,” ujar Arif Wicaksono sebagaimana dikutip media ini dari Tribun-Timur, Rabu (15/1/2025).
“Namun, karena Danny Pomanto masih menahan diri, akhirnya OPD tersebut otomatis menunggu juga,” tambah Arif Wicaksono.
Disamping itu, Arif Wicaksono mengaku belum melihat tim transisi MULIA mengirimkan surat resmi kepada Pemkot Makassar.
Lebih lanjut, Arif Wicaksono menilai, meskipun Danny Pomanto khawatir jika menerima tim transisi sebelum ada keputusan hukum, hal tersebut juga mencerminkan kurangnya responsif terhadap jajaran OPD yang telah siap berkoordinasi.
Jika Danny khawatir mengaku diketawai orang karena menerima tim transisi Munafri-Aliyah, Arif menilai, itu menunjukkan adanya ketegangan antara dirinya dengan OPD.
Seharusnya, jika sudah ada upaya komunikasi dari OPD, hal ini harusnya disambut dengan terbuka.
Situasi ini, menurut Arif Wicaksono, menunjukkan pergeseran dalam hubungan antara Danny Pomanto dan OPD.
Sebab dulu, masih ada kesatuan visi dan kerja antara Danny Pomanto dengan OPD. Namun kini, hubungan Danny Pomanto dan jajaran OPD Pemkot Makassar dianggap mulai bertolak belakang.
“Kalau menurut saya seperti itu (sudah tidak sejalan), tidak seperti dulu lagi. Artinya dulu kan OPD kompak di bawah komando Danny Pomanto, sekarang sudah ada perubahan (tidak harmonis lagi),” tutup Arif Wicaksono.
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional dan Perindo (Amanat Persatuan Indonesia-API) DPRD Kota Makassar, Irfan B Malluserang, mendesak Danny Pomanto menjadwalkan pertemuan dengan Tim Transisi MULIA.
Sebab dulu, masih ada kesatuan visi dan kerja antara Danny Pomanto dengan OPD. Namun kini, hubungan Danny Pomanto dan jajaran OPD Pemkot Makassar dianggap mulai bertolak belakang.
Pertemuan ini, kata anggota Komisi B DPRD ini, untuk sinkronisasi program pemerintahan berjalan dengan akan datang.
“Pertemuan itu ibaratnya, pembuka jalan untuk keberlanjutan program strategis di APBD yang kami bahas dan sahkan akhir tahun lalu,” ujar Malluserang, usai acara Mappettuada di Four Point Hotel Sheraton, Rappocini, Makassar.
Menurut Malluserang, insiatif pembentukan tim transisi oleh Appi-Aliyah, Desember 2024 lalu, akan sia-sia tanpa ada rangkaian pertemuan sinkronisasi.
“Ini bukan semata soal anggaran, tapi juga keberlanjutan program, kebijakan, dan sejumlah memorandum pemerintah kota dengan DPRD, pemerintah provinsi, pusat dan dan mitra strategis lain,” ujar Malluserang.
Menurutnya, meski nantinya pertemuan itu hanya seremonial, namun akan membuka jalan koordinasi, komunikasi dan diseminasi bagi pemerintahan baru dengan struktur pemerintahan yang ada saat ini.
Terpisah, Danny Pomanto pun menanggapi keinginan tim transisi MULIA untuk bertemu. Danny mengatakan siap menerima kunjungan tim transisi Mulia.
Menurutnya itu wajib dilakukan sebagai sosok yang memimpin Kota Makassar selama dua periode.
Danny mengakui ada banyak hal yang perlu disinkronisasi untuk pemerintahan di Kota Makassar ke depan.
Ia perlu memberikan gambaran dan menjelaskan program-program yang ada di Kota Makassar.
“Wajib, saya harus membantu itu karena semua ini harus disampaikan apa-apa (yang ada di pemkot), bagaimana MGC (Makassar Goverment Center), bagaimana warroom, dan lain-lain,” ucap Danny Pomanto saat diwawancara di Balai Kota Makassar Jalan.Ahmad Yani, Selasa (14/1/2025) lalu.
“Kan banyak hal yang belum pernah ada sebelumnya jadi saya wajib memberi tahu, begitu sepantasnya tugas saya,” sambungnya.
Hanya saja, Danny belum bisa menerima Tim Transisi Mulia waktu sekarang ini.
Danny mengatakan, ia harus menunggu dulu Surat Keputusan (SK) Penetapan Appi-Aliyah sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar pada Pilkada 2024.
“Yang penting ada SK (penetapan) sebagai wali kota dan wakil wali kota. Saya butuh kok itu, saya butuh koordinasi, tapi kan harus dihormati proses hukum,” ujarnya.
Danny mengatakan, ia juga pernah membentuk tim transisi saat terpilih Wali kota. Hanya saja tim transisi tersebut dibentuk usai adanya SK Penetapan Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
“Dulu saya bentuk tim transisi, cuma pada saat saya sudah ada SK, kalau (APPI) sudah ada SK saya terima, tidak ada masalah,” tuturnya.
Selain itu, masih ada tahapan yang berproses di Mahkamah Konstitusi (MK). Untuk itu, diharapkan semua pihak untuk bersabar menunggu hasil dari MK.
“Nanti saya diketawai orang, dipikir saya tidak mengerti aturan. Tenang saja, pokoknya kalau sudah ada SK saya wajib bantu sampai pelantikan,” tutupnya. (Tri/*)