MAKASSAR,EDELWEISNEWS.COM – Halal Bihalal Kerukunan Keluarga Luwu Raya berlangsung di Phinisi Room Hotel Claro Makassar, Jalan A. P. Pettarani, Jumat (12/7) malam.
Halal Bihalal ini mengangkat tema “Merajut Ukhuwah dan Persatuan Wija to Luwu dalam Mendorong Akselerasi Pembangunan Sulawesi Selatan yang Lebih Maju”.
Acara dihadiri Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Datu Luwu ke – 40, Bupati Luwu Basmin Mattayang, jajaran Pemerintah Kota Palopo, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriyani, Bupati Luwu Timur Muh Thoriq Husler, Ketua Umum KKL Ir. Buhari Kahar Muzakkar, MM, masyarakat dan mahasiswa Luwu yang ada di Makassar.
Acara halal bi halal tersebut dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, teaterikal, puisi, sambutan, pelantikan pengurus KKL Gowa, dan pembagian door prize.
Dalam laporan Dr. Anas Ahmad, S.Tb. M.Si., selaku ketua panitia menyampaikan rasa syukur karena dipertemukan dalam merajut ukhuwah Wija to Luwu.
“Malam ini pun kami patut berbangga, karena halal bihalal kali ini telah hadir tokoh-tokoh Nasional Wija to Luwu seperti ibu Alih Mustifa, para mantan bupati, ada Opu A. Hatta Marakarma, Arifin Junaidi mantan Bupati Luwu Utara, Prof. Marsu Suti selaku Rektor Unanda,” katanya bangga.
Dilanjutkan sambutan Ketua Umum KKL Ir. Buhari Kahar Muzakkar, MM. Dia menyampaikan, di kepemimpinan yang baru dia menanyakan nasib Rakyat Luwu.
“Kita berharap di periode Prof Nurdin sebagai Gubernur, status Unanda dinegerikan. Ini sudah sekian lama, bahkan sudah menghadap ke Pak Wapres (Jusuf Kalla) dan sudah dijanji akan segerah diterbitkan status penegeriannya. Harapan kami dibawah pimpinan Gubernur Nurdin, ini bisa terwujud. Agar para Wija to Luwu yang memiliki kualitas SDM diberdayakan di seluruh sektor, yang ASN berkapasitas mohon dinaikkan karena kurang dari Daerah Luwu,” jelas Buhari.
Sementata Datu Luwu yang ke – 40 menyampaikan prinsip – prinsip pemerintahan. Seperti, pattuppu batunna Sulawesi Selatan ialah pemegang kendali, kalau ke zaman Kedatuan Luwu adalah pattuppu batunna Sulawesi Selatan yang tidak hanya mengatur sifat jasmania, tetapi keseimbangan antara jasmani dan rohaniah digambarkan dalam pakka.
“Dalam sejarah Batara Guru itu disebut Dewata mattanru ulawengge, yakni sebagai keseimbangan alam,” terang Datu Luwu ke -40.
Penulis : Adi Summit
Editor. : Jesi Heny