MAROS, EDELWEISNEWS.COM – “Menulis itu bukan perkara mudah. Sehingga, penulis yang baik adalah yang mampu menuntaskan tulisannya,” terang Dr Riza Sativani Hayati, M.Pd, Direktur Pendidikan Sekolah Putri Darul Istiqamah (SPIDI), Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
Riza Sativani Hayati mengatakan hal itu dalam Launching Buku Antologi 2024 BICARA CINTA (Bincang Karya Cipta dan Apresiasi), yang digelar secara outdoor di taman SPIDI, Sabtu (1 Juni 2024). Disampaikan, pada tahun ini hanya 6 buku yang diluncurkan karena mereka mulai mengedepankan kualitas.
Buku-buku itu merupakan karya santriwati dan guru mereka. Buku-buku yang diluncurkan itu, masing-masing berjudul “Jejak Waktu di Setiap Ruang Pondok”, “Melodi Istiqamah”, “Mutiara Hikmah dari SPIDI”, “Bunga Rampai: Bukan Guru Tanpa Karya”, “Aksara Lara”, dan “Separuh Kisah”.
Sebelumnya, pada tahun 2023, jumlah yang dihasilkan sebanyak 17 judul buku. Tradisi menulis ini ditanamkan kepada santri, pada jenjang SMP dan SMA. Itu terlihat dari jumlah santri yang ikut dalam kegiatan penulisan. Pada tahun ini melibatkan 271 santri. Sedangkan sebelumnya, ada 328 santri ikut dalam kegiatan penulisan.
Kepada santriwati, Riza memberi motivasi dengan mengatakan menulis itu penting karena tulisan-tulisan kita itu akan menjadi jejak karya yang melintasi waktu. Manfaatnya, kita bisa menginspirasi orang lain, dan itu bisa jadi ladang pahala bagi penulisnya.
“Kalau kita menulis, bukan saja kita senang dan bangga tapi kita juga bisa dapat amal jariyah dari buku-buku tersebut,” imbuhnya.
Ditekankan, buku yang dibuat, tidak harus dalam bentuk buku fisik tapi juga dalam format digital, e-book. Kalau orang download buku itu, insya Allah, kita akan dapat amal jariyah. Belum lagi royalti yang diperoleh sebagai penghasilan. Jadi ada manfaat ekonomis dari aktivitas menulis.
Manfaat kegiatan menulis lain, lanjut Riza, kita bisa membranding diri sebagai penulis. Kalau jadi entrepreneur pun, bila punya keahlian menulis akan jauh lebih baik. Itulah alasan, launching buku dilakukan supaya sejak dini kita sudah punya karya.
“Dari hal kecil pun bisa kita tulis. Kalau masih kurang dari segi bahasa, jangan berkecil hati. Nanti ada editor yang merapikan,” kata Riza memberi semangat.
Dia mengucapkan terima kasih kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Maros yang sudah membersamai dan sudah berkolaborasi dengan SPIDI. Terima kasih juga disampaikan kepada pemateri dalam acara BICARA CINTA.
Plt Kepala DPK Kabupaten Maros, dr Fitri Adi Cahya, memberi apresiasi terhadap santriwati dan guru yang sudah menerbitkan buku. Dia memuji SPIDI karena sudah menumbuhkan semangat literasi di kalangan santriwati.
“Teruslah menulis. Kalau ditulis nanti ada yang bisa dikenang,” kata Fitri Adi Cahya.
Disampaikan Kabupaten Maros punya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pengembangan Budaya Literasi, yang juga mendorong satuan pendidikan mengembangkan budaya literasi berupa penyediaan sarana perpustakaan, kegiatan membaca, dan menulis. DPK, katanya, punya Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka.
Kepala SPIDI, Irmayanti Arifuddin M.Pd dan Head of Darul Istiqamah Language Centre, Nikmawati Safruddin, S.Pd, M.Pd, hadir dalam acara yang berlangsung pagi hingga siang itu.
Setelah pembukaan, diadakan diskusi buku, menghadirkan penulis dan pegiat literasi Rusdin Tompo, dan pegiat seni dan literasi, Aruel Sederhana. Sesi diskusi ini dipandu moderator, Nurginaya, guru SPIDI, yang juga merupakan editor sejumlah buku.
“Salut, karena anak-anak tak harus menunggu lama untuk bisa melihat tulisannya dalam bentuk buku,” kata Rusdin Tompo, begitu diberi kesempatan bicara.
Berbeda dengan dirinya, yang mesti menunggu puluhan tahun untuk bisa melihat tulisannya diterbitkan dalam bentuk buku. Dia memuji peran guru yang juga menulis, sebagai role model dalam berkarya dan gerakan literasi sekolah. (Ril)