
MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Weekly Webinar Stunting Seri II dengan Tema Atasi Stunting di Sulsel dengan program Gammara’NA dilaksanakan pada Sabtu (31/10/2020). Webinar tersebut merupakan lanjutan dari Weekly Webinar Stunting Seri I yang sebelumnya telah terlaksana pada 24 Oktober 2020 lalu.
Dalam Seri II ini tim pelaksana Weekly Webinar Stunting menghadirkan beberapa narasumber. Diantaranya Tenaga Pendamping Gizi Desa Bila Kabupaten Bone Ealdryani, S. Gz, Direktur Yayasan Mitra Husada Zainuddin, SKM, MM, Tim Percepatan Pencegahan dan Penanggulangan Stunting Gammara’NA Prof. Dr. Anwar Daud. SKM, M. Kes, dan dipandu oleh Dr. Andi Alim SKM, M. Kes sebagai moderator.
Webinar dibuka oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan H. Moh. Husni Thamrin SKM, M.Kes.
Husni Thamrin mengatakan bahwa Program Gammara’NA ini merupakan program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam menekan angka stunting di Sulawesi Selatan.
“Gammara’NA ini merupakan program penanganan stunting dengan konsep sasaran prioritas kabupaten yang menjadi lokasi fokus penanganan stunting, dengan menghadirkan tenaga pendamping gizi dan konselor stunting,” jelas Husni Thamrin
Husni Thamrin menambahkan, saat ini yang menjadi daerah lokus yakni klKabupaten Bone dan Enrekang. Nantinya program Gammara’Na ini akan diperluas lagi ke 9 kabupaten / kota di Sulawesi Selatan.
Tenaga pendamping gizi yang merupakan pelaksana dari program Gammara’Na di Desa Bila Kabupaten Bone, dan juga sebagai pembicara pertama pada Weekly Webinar Seri II ini menyampaikan inovasi-inovasi yang dilakukan selama pendampingan. Dimana berbagai inovasi pendamping yang dilaksanakan bertujuan untuk menekan angka stunting di daerah tersebut.
“Inovasi pendamping yang kami laksanakan di lokasi fokus sangat beragam, tapi dengan tujuan yang sama diantarannya GEMA LEMBAH atau Gerakan Minum Bersama Tablet Tambah Darah, CANTIK atau Cegah Anemia Dengan Meminum Tablet Tambah Darah Setiap Pekan. Ada juga TRAGIS atau Taman Ramuan Gizi Sehat serta BUGIZ atau Bunga dan Gizi dan Konseling Gizi kelas ibu dan Balita,” tuturnya.
Pembicara lainnya dalam Weekly Webinar ini adalah Direktur Yayasan Mitra Husada Zainuddin SKM, M. Kes yang juga merupakan seorang akademisi kesehatan Dia mengatakan pentingnya komunikasi dalam perubahan perilaku pengendalian stunting.
“Fakta di lapangan yang terjadi mulai dari kebijakan yang belum konvergen, pelayanan intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif belum terpadu serta tingkat pengetahuan masyarakat masih kurang akan stunting. Maka perlunya strategi komunikasi perubahan perilaku. Dimana yang harus dilakukan yaitu analisis situasi, menentukan kelompok sasaran, menyusun pesan dan dimensi pesan kunci, mengembangkan pendekatan komunikasi, mengelola saluran komunikasi dan mendesain materi komunikasi,” papar Zey.
Ditambahkan lagi, pendamping gizi di 70 desa di Kab. Bone dan Enrekang harus mendorong eksplorasi modal sosial di masyarakat, seperti norma, kepercayaan dan jaringan serta bagaimana pendamping menggunakan pendekatan model kuadran sosial untuk mengintervensi keluarga 1.000 HPK. Dan sebagai subyek program pendamping harus bergerak secara vertikal mengadvokasi institusi pemerintah, menggerakkan peran serta stakeholder dan pemberdayaan masyarakat untuk secara bersama-sama meningkatkan kapasitas 1.000 keluarga PKH.
Prof. Dr. Anwar Daud SKM, M.Kes selaku tim percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting Gammara’NA yang juga salah satu pembicara dalam Weekly Webinar Seri II ini menyampaikan materinya terkait korelasi sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting.
Penulis : Andi Alim
Editor. : Jesi Heny